1. Pengertian Psikologi Perkembangan
Adalah ilmu yang mempelajari
tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang
mempengaruhinya. Dalam ruang
lingkup psikologi,
ilmu ini termasuk psikologi khusus, karena psikologi perkembangan mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
Ilmu
psikologi perkembangan adalah sebenarnya adalah ilmu yang mempelajari mengenai
tingkah laku, lebih tepatnya menjelaskan terkait analisa ilmiah dari perubahan
tingkah laku pada seseorang selama hidupnya. Awalnya, bidang ilmu ini hanya
menggmbarkan perubahan perilaku ketika masa anak-anak saja, namun kini meluas
hingga mempelajari tentang efek tak langsung seseorang dari masa anak-anak pada
kehidupannya saat ini.
Dari
hasil analisa inilah nantinya anda bisa mengetahui adanya perubahan tingkah
laku bahkan penyimpangan di dalam diri seseorang. Di dalam psikologi
perkembangan, banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian,
kecerdasan, moralitas, serta perilaku manusia dalam menghadapi sebuah kondisi.
Berikut ini ada beberapa teori di dalam ilmu psikologi perkembangan.
A.
Teori
Psikodinamik
Teori ini menjelaskan mengenai hakikat serta
perkembangan kepribadian seseorang. Unsur-unsur penting yang dijelaskan dalam
teori ini adalah emosi, motivasi, serta faktor-faktor lainnya. Di dalam teori
ini juga dijelaskan jika perkembangan kepribadian akan disebabkan oleh
konflik-konflik yang umumnya terjadi pada masa kanak-kanak. Para pencetus teori
ini juga percaya jika perkembangan merupakan proses yang dinamis dan aktif yang
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor individual yang ada sejak lahir serta
pengalaman emosional dan sosial. Teori psikodinamik yang cukup terkenal yaitu
dicetuskan oleh Sigmund Freud dan Erik Erikson.
Teori yang dikembangkan oleh Freud, beliau
menyatakan bahwa kepribadian seseorang dapat terpengaruh dari masalah pada alam
bawah sadar. Secara tak langsung, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
kanak-kanak akan mempengaruhi kehidupan di masa selanjutnya. Dalam teorinya,
Freud menjelaskan jika kepribadian manusia terdiri dari 3 struktur yaitu id,
ego, serta super ego. Id merupakan
kepribadian individu yang sebenarnya, Ego merupakan kepribadian yang terbentuk
akibat tuntutan realita, sedangkan super ego merupakan badan moral kepribadian
seseorang.
Teori psikososial yang dikembangkan oleh
Erikson, beliau lebih teliti dalam menguraikan serta memperluas dari struktur
psikoaanalisis yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh Freud dan merumuskannya
kembali yang di sesuaikan dengan dunia modern. Menurut Erikson, kepribadian
seseorang terbentuk melalui seluruh tahapan psikososial yang dialaminya
sepanjang hidupnya. Masing-masing tahap tentunya terdapat perkembangan yang
khas dan mengharuskan seseorang tersebut untuk menghadapinya.
B.
Teori
Kognitif
Berbeda dengan teori psikoanalisis, pada
teori ini lebih menekankan pada pikiran-pikiran sadar seseorang. Di dalam teori
kognitif, didasarkan pada asumsi jika kemampuan kognitif merupakan hal yang
fundamental serta dapat memimbing perilaku anak. Kemudian, di dalam teori
kognitif, terdapat dua teori yang mendominasi yaitu kognitif piaget serta teori
pemrosesan informasi.
Teori kognitif Piaget, merupakan teori yang
menjelaskan tentang bagaimana seorang anak dapat berdaptasi serta
menginterpretasikan hal-hal yang ada di sekitarnya. Bagaimana anak tersebut
dapat mengenali, mempelajari, serta mengelompokkan objek-objek dibahas di dalam
teori ini. Sehingga anak sendiri lah yang memanikan peran aktif di dalam
menyusun pengetahuannya mengenai realita lingkungan. Sehingga perkembangan anak
akan terus berkembang melalui tahapan yang terus bertambah menjadi kompleks.
Teori pemrosesan informasi, teori ini
merupakan alternatif dari teori kognitif Piget. Namun yang berbeda adalah
pemrosesan ninformasi tidak dapat menggambarkan perkembangan yang ada di dalam
tahap-tahap tertentu. Teori ini lebih menekankan pada pentingnya proses
kognitif, misalnya saja memori, seleksi perhatian, persepsi, serta strategi
kognitif. teori ini lebih menjelaskan proses individu dalam memproses segala
informasi yang ada di dalam dunia mereka serta bagaimana informasi tersebut
dapat masuk ke dalam pikiran.
C.
Teori
Kontekstual
Istilah konteks yang dimaksudkan disini
adalah untuk menunjukkan suatu kondisi yang mengelilingi sebuah proses mental
yang mana dapat mempengaruhi siginifikasi atau maknanya. Teori kontekstual
lebih memandang perkembangan sebagai sebuah proses yang terbentuk dari berbagai
proses timbal balik antara anak dengan konteks perkembangan sistem fisik,
budaya, histori, sosial yang mana terjadi di dalam proses tersebut.Bentuk dari
teori ini ada dua, yaitu teori etologis dan teori ekologi.
Berperan penting mengembangkan teori etologis
ini adalag Konrad Lorenz. Di dalam teori etologi sendiri lebih menekankan
evolusioner perkembangan serta landasan biologis dalam perkembangan individu.
Secara garis besar teori ini menjelaskan jika perilaku sosial ada di dalam gen.
Serta terdapat pula insting dalam setiap individu yang digunakan untuk
mengembangkan perilakunya. Teori Etologis memberikan pemahaman mengenai periode
kritis perkembangan serta perilaku yang melekat pada anak ketika sesudah dilahirkan.
Jika dalam teori etologis lebih menekankan
pada hal biologis, berbeda sebaliknya dengan teori ekologi yang lebih
menjelaskan pengearuh lingkungan yang cukup kuat terhadap perkembangan. Hal ini
lah yang dicetuskan oleh Urie Bronfebrenner. Di dalam teori ini terdapat
penjelasan mengenai sistem 5 lingkungan, mulai dari interaksi dengan gen hingga
masuknya budaya-budaya dari luar. 5 sistem ini antara lain adalah mikrosystem,
makrosystem, kronosystem, ekosystem, serta mesosytem.
D.
Teori
Perilaku (Behaviour) dan Belajar Sosial
Teori behaviour (perilaku) lebih menekankan
jika kognisi tidak penting ketika memahami perilaku. Menurut B.F Skinner yang
merupakan pakar behaviouris ternama, perkembangan merupakan perilaku yang dapat
diamati serta ditentukan oleh hadiah atau hukuman yang didapatkan dari
lingkungan.
Teori belajar sosial yang dikembangkan Albert
Bandura dkk, meskipun proses kognitif sangat lah penting namun lingkungan
menjadi faktor yang paling penting dalam mempengaruhi perilaku individu. Di
dalam teori ini, menjelaskan jika manusia memiliki kemampuan dalam
mengendalikan tingkah lakunya sendiri. Di dalam teori behaviour sendiri
terdapat 3 versi yaitu Pavlov dan kondisioning klasik, Skinner dengan
kondisioning operant, serta bandura dengan teori belajar sosial.
2. Tujuan dan Manfaat psikologi Perkembangan
A.
Tujuan
psikologi perkembangan
Tujuan psikologi perkembangan adalah untuk mengumpulkan informasi
penting terkait perkembangan manusia dari sebuah pengamatan. Hal ini juga
mencakup mengenai kemajuan dan perilaku manusia, mulai dari lahir hingga
meninggal. Tujuan
psikologi perkembangan menurut Mussen dkk. meliputi:
1) Memerikan,
mengukur, dan menerangkan perubahan dan transformasi dalam tingkah laku dan
kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang mempunyai
ciri-ciri universal, artinya yang berlaku bagi anak-anak dimana saja dan dalam
lingkungan sosial budaya mana saja. Misalnya anak-anak di mana saja
di dunia akan memperlihatkan reaksi takut pada usia antara 8 samapai 12 bulan.
Atau kemampuan anak-anak untuk bisa berjalan di mana saja di dunia berkisar
pada usia 13 tahun.
2) Mempelajari
perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan taua masa perkembangan
tertentu. Misanya banyak anak pada umur 8 bulan sangat lekat dan bergantung
sekali pada ibunya sehingga si anak akan berteriak-teriak dan amenangis
bilamana ditinggal oleh ibunya, sedangkan banyak anak lain tidak demikian.
Banyak anak sudah bisa mengucapkan 10 kata pada misalnya umur 1½ tahun,
sedangkan anak lain tidak.
3) Mempelajari
tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang
berbeda. Misalnya seornag anak yang mudah mengalami frustasi di lingkungan
sosialnya, sedangkan lingkungan rumah tidak atau sebaliknya.
4) Psikologi
perkembangan seperti juga ilmu psikologi lainnya atau disiplin-disiplin lainnya
berusaha mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang,
seperti misalnya kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas
inteleknya dan lain-lain.
B. Manfaat psikologi perkembangan
1)
Untuk
mengetahui tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia/
perkembangannya.
2)
Untuk
mengetahui tingkat pemampuan individu pada setiap fase perkembangannya
3)
Untuk
mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan
tertentu.
4)
Agar
dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan
dihadapi anak.
5)
Khusus
bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang sesuai
dengan kebutuhan anak.
Sumber : belajarpsikologi.com › Perkembangan
Komentar
Posting Komentar